Beberapa waktu lalu sambil lalu saya melihat kotak infak yang diletakan di suatu restoran. Saya lihat banyak sekali uang ringgit umumnya RM 1 berada dalam kotak tersebut. Restoran ini terletak di jalan lintas Padang-Bukittinggi dan memang sering dijadikan tempat makan bagi bus wisatawan yang berkunjung ke Sumatera Barat.
Beberapa hari kemudian saya juga menikmati sate di sebuah kedai yang cukup ternama di Kota Padang Panjang. Kedai ini tidak terletak di tepi jalan lintas, akan tetapi berada di dalam pasar Padang Panjang. Untuk mencapainya butuh beberapa belokan dari jalan lintas. Akan tetapi kembali di kotak infak kedai sate ini saya lihat uang ringgit bercampur rupiah.
Penglihatan tersebut memberi simpulan bahwa wisatawan asal Malaysia sudah banyak berdatangan ke wilayah Sumbar, dan mereka bisa sampai ke tempat-tempat yang keren dan enak untuk mengisi perut di Sumatera Barat. Mungkin ini atas panduan dari guide mereka ataupun cerita dari mulut ke mulut sesama mereka juga.
Pada perasaan saya, kedatangan wisatawan Malaysia ini tidak terlepas berkat adanya penerbangan langsung dari Kuala Lumpur Ke Padang dua kali sehari oleh Maskapai Air Asia. Dengan jarak yang tidak terlalu jauh (45 Menit terbang) serta ongkos yang cukup murah (Rp. 350.000,-) tidak heran pesawat cukup penuh dengan penumpang baik pergi dan maupun pulang. Andaikata satu kali penerbangan terisi 140 penumpang maka setiap harinya ada 280 penumpang pesawat dari Malaysia ke Padang. Asumsikan saja 50% penumpang adalah wisatawan Malaysia, maka dalam sehari ada sekitar 140 Wisman Asal Malaysia berkunjung ke Sumbar lewat BIM. Maka dalam sebulan ada sekitar 4.200 orang dan setahun sekitar 50.400 orang.
Situasi ini memang cukup membuat gembira perkembangan dunia pariwisata sumbar yang terkenal dengan keelokan alam, keindahan budaya, serta tentu saja kulinernya yang mengundang selera.
Selamat malam.
1 komentar:
Mantap
Posting Komentar