Negeri Sembilan Daulat Tuanku
Hari kedua di Malaysia (Rabu, 5 Agustus) pagi saya jalan-jalan disekitar kompleks perumahan Taman Rakan. Sambil keliling menikmati suasana, juga pergi sarapan di "pasar kecil" dekat kompleks. Walaupun di rumah disediakan sarapan, tapi saya yang sesekali ke Malaysia ingin mencoba suasana sarapan dekat kompleks ala Malaysia.
Balik ke rumah, kami siap-siap memulai perjalanan ke Negeri Sembilan. Kunjungan ini sudah menjadi itenary saya sejak dari Indonesia. Saya juga sudah mempelajari transportasi ke sana. Tapi Alhamdulillah Nte Iit mau meluangkan waktunya mengantarkan kami jalan-jalan. Rencana naik transportasi umum dengan sukarela jadi batal. Sekitar pukul 10 pagi waktu Malaysia kami (berempat) mulai bergerak menuju Seremban dan sekitar 50 menit kemudian sampai sudah di Ibu Kota Negeri Sembilan tersebut. Perjalanan ini dilakukan via jalan toll yang jika terus bisa sampai di Melaka dan Johor Bahru.
Jika dengan transportasi publik, maka mencapai Seremban juga tidak terlalu sulit. Bisa dengan bus dari Kuala Lumpur (Terminal Bersepadu Selatan/TBS) dan dapat juga dengan keretapi KTM kommuter yang menghubungkan Kuala Lumpur dan daerah-daerah sekitarnya. Untuk naik KTM Komuter ini dapat dilakukan mulai di KL Central, Salak Selatan, TBS, dan stasiun-stasiun lainnya yang dilalui rute KTM Komuter Seremban.
Kota Seremban tidak begitu besar, tapi cukup lengkap dan megah. Kota ini berdekatan dengan jalan toll Utara-Selatan serta jalan tol Lekas, sehingga mudah diakses. Kota ini juga memiliki stasiun kereta api KTM yang cukup besar dan juga terminal bus menuju kota-kota sekitar. Kereta api Kuala Lumpur ke Johor Bahru/Singapura juga melewati kota ini. Namun transportasi dalam kota Seremban jarang sekali kelihatan. Hanya bus merek City Liner sekali-sekali melintas di jalan kota. Kota Seremban juga adalah kota Kembar (sister city) dengan Kota Bukit Tinggi di Sumatera Barat dan merupakan daerah rantau dalam tataran adat Minangkabau.
Inilah dia beberapa pemandangan di Kota Seremban.. lihatlah kebersihannya, gambaran kota-kota di Malaysia yang mulai masuk ke tahap advance dalam mencapai kemajuan.
Sampai di Seremban kami memutuskan pergi ke Istana raja di Seri Menanti, sekitar 20 km di sebelah timur Seremban arah ke Kuala Pilah. Jalan ke Kuala Pilah melalui bukit-bukit dan terkadang mendaki, hampir mirip dengan jalan Padang-Bukittinggi. Bedanya jalan disini aspalnya lebih mulus dan lebar. Medan jalan juga tidak seberat jalan Padang-Bukuttinggi.
pemandangan di jalan, anggun bukan?!
Di perjalanan saya melihat masih banyak rumah masyarakat yang mempertahankan seni bangunan berupa atap lentik atau bagonjong. Atap ini merupakan ciri seni arsitektur khas Minang yang juga terdapat di Negeri Sembilan. Kemudian saya juga melihat kedai-kedai masyarakat yang menjual hasil bumi berupa petai, ada juga kedai berasap yang ternyata menjual ayam dan bebek salai yang fresh dari tungku pengasapan.
Setelah setengah jam kami bertemu plang tanda jalan ke istana istana lama, akan tetapi perjalanan kami teruskan saja dan kemudia nampak lagi plang tanda arah ke Istana Seri Menanti. Mobil berbelok kanan ke arah petunjuk. Cukup jauh juga dari simpang ini ke istana Seri Menanti, mungkin lebih dari 5 km dan kondisi jalan lebih kecil dari sebelumnya.
Tidak ada bus umum sampai ke istana ini, jadi kalau kesana mesti naik kendaraan pribadi ataupun sewa, kecuali jika kita punya stamina kuda dan ramuan anti pegel linu.hehe..
Tidak ada bus umum sampai ke istana ini, jadi kalau kesana mesti naik kendaraan pribadi ataupun sewa, kecuali jika kita punya stamina kuda dan ramuan anti pegel linu.hehe..
Secara sejarah, Negeri Sembilan masih berkaitan dengan Minangkabau, dimana dahulunya perantau Minangkabau banyak yang bermukim dan kawin mawin dengan penduduk setempat sehingga terciptalah suatu budaya unik Minangkabau ala Malaysia. Pada masa lalu, raja Negeri Sembilan Pertama dan kedua didatangkan langsung dari Pagaruyung. Kalau tidak salah namanya Raja Hitam dan Raja Malewar (Malewa). Oleh karena sudah bermukim sejak zaman kerajaan Melaka (abad 15) dan sudah kawin mawin dengan penduduk asli, maka budaya negeri Sembilan tidak lagi sama dengan budaya Minang di Sumatera Barat (Bahkan budaya Minang di Sumatera Barat juga mengalami pergeseran dan sudah tidak seperti dulu lagi). Akibatnya saat ini kebanyakan orang Negeri Sembilan tidak mau disebut sebagai orang Minang walaupun tetap mengakui bahwa asal moyang mereka adalah turunan Minang. Mereka lebih senang disebut orang Negeri Sembilan saja atau juga Oghang Nogoghi. Walaupun demikian pepatah telah mengatakan "Tak akan putus air di cincang".
Sesampai di istana raja Seri Menanti, suasana sangat lengang. Kemungkinan karena orang pada bekerja dan sekolah. Tambahan lagi siapa yang tahu tempat tersuruk di pinnggir hutan begini. Namun disekitar istana dapat dijumpai penduduk sekitar dan juga sekolahan yang tentu ada guru dan muridnya. Disini juga tersedia klinik kesehatan bagi yang membutuhkan. Lebih jauh lagi terdapat lapangan golf bagi pecandu menongkat bola. Nah, kalau pun ingin istirahat dengan nyaman, disini juga terdapat resort dan penginapan dengan nama Sri Menanti Resort. Saya tidak sempat nanya biayanya, hanya numpang foto di gerbang..
Kompleks Istana Seri Menanti sendiri cukup luas. Ada gedung istana yang megah, ada bangunan untuk musyawarah, ada bangunan itu, ini dll yang tidak saya ketahui apa fungsinya. Kebanyakan bangunannya sih pakai atap bergonjong. (rasa di Batusangkar saja saya). Dalam kompleks istana juga terdapat taman, danau serta hamparan rumput-rumput hijau penyejuk mata..
Kompleks Istana Seri Menanti sendiri cukup luas. Ada gedung istana yang megah, ada bangunan untuk musyawarah, ada bangunan itu, ini dll yang tidak saya ketahui apa fungsinya. Kebanyakan bangunannya sih pakai atap bergonjong. (rasa di Batusangkar saja saya). Dalam kompleks istana juga terdapat taman, danau serta hamparan rumput-rumput hijau penyejuk mata..
Di kawasan istana juga ada mesjid. Nama mesjidnya Masjid Diraja Tuanku Munawir. Bagi yang belum tau, nama ini diambil dari nama Raja Negeri Sembilan. Yang ke berapa ya? Kami sholat di masjid ini.
Selesai sholat perutpun mulai lapar, maka dicarilah tempat makan siang, kedai di dekat masjid sepertinya kantin sekolah dan kami tidak jadi makan di sana. Jalan kembali ke Seremban tengok kanan kiri tak jumpa tempat makan yang meyakinkan. Memang jarang sekali kedai makan disini. Istri saya bilang orang sini masakannya enak-enak jadi mereka jarang pergi makan ke kedai. Apa iya ya?
Akhirnya dengan menahan rasa lapar maka sampailah kami kembali ke Kota Seremban. Putar-putar sebentar nampaklah kedai makanan India Muslim dan kamipun masuk ke sana. Kami makan nasi campur (nasi ramas) dan sambalnya (lauknya) diambil sendiri. Sedangkan anak Nte It memesan nasi goreng pakai kuah seperti sup yang warnanya kehitaman. Minumannya kami sepakat The O ice di siang yang panas itu.
Selesai sholat perutpun mulai lapar, maka dicarilah tempat makan siang, kedai di dekat masjid sepertinya kantin sekolah dan kami tidak jadi makan di sana. Jalan kembali ke Seremban tengok kanan kiri tak jumpa tempat makan yang meyakinkan. Memang jarang sekali kedai makan disini. Istri saya bilang orang sini masakannya enak-enak jadi mereka jarang pergi makan ke kedai. Apa iya ya?
Akhirnya dengan menahan rasa lapar maka sampailah kami kembali ke Kota Seremban. Putar-putar sebentar nampaklah kedai makanan India Muslim dan kamipun masuk ke sana. Kami makan nasi campur (nasi ramas) dan sambalnya (lauknya) diambil sendiri. Sedangkan anak Nte It memesan nasi goreng pakai kuah seperti sup yang warnanya kehitaman. Minumannya kami sepakat The O ice di siang yang panas itu.
Selepas makan kami pun pulang tapi singgah dulu di rumah budaya Negeri Sembilan (Negeri Sembilan Cultural Complex). Disini terdapat musium, Istana Ampang Tinggi dengan meriam-meriam di halamannya, serta contoh rumah orang Nogoghi yang beratap gonjong itu. Ada juga perahu yang sepertinya digunakan oleh leluhur orang Nogoghi untuk mengarugi sungai dan lautan. Meriam tomong yang besar juga ada lho..
Kemudian menuju Kuala Lumpur, diantar ke Sungai Wang Plaza di daerah Bukit Bintang karena maksud hati ada membeli baju kaus merek Kuala Lumpur/Malaysia. Setelah di dapat, maka kami pun pulang ke Sungai Long, Kajang.
Malam harinya dilanjutkan dengan makan roti boom di kedai mamak (India Muslim) di Pusat Bandar Sungai Long.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar