Melawat Ke Malaysia (1)
Pada bulan November kemarin, saya berkesempatan melawat ke negara jiran
Malaysia. Kunjungan ini sebenarnya adalah atas acara keluarga yang diadakan
famili yang menetap di Kawasan Kajang, Selangor, dekat Kuala Lumpur (KL).
Kunjungan ini merupakan kali kedua bagi saya, dimana pada bulan
Januari/Februari yang lalu saya juga berkunjung ke Malaysia.
Saya bagi-bagi sedikit cerita nih tentang kunjungan kami (saya dan keluarga)
ke negara Malaysia, mana tahu ada manfaatnya bagi teman atau pembaca sekalian.
Kami berangkat pada hari Kamis, 28 November 2013 dan berlepas
dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM) dengan maskapai Air Asia menuju
Low Cost Carrier Terminal (LCCT) dekat Kuala Lumpur. Harga ticket Padang-Kuala
Lumpur tidaklah terlalu mahal, berkisar Rp.700 rb aja pergi pulang untuk satu
orang. Kalau memesan dari jauh hari, harga bisa lebih murah lagi.
Saya berangkat selepas kuliah di Kampus Unand Limau Manis, Padang. Dari
Kampus saya langsung ke Pool bus bandara Tranex Mandiri yang berlokasi di depan
Stasiun Kereta Api Simpang Haru, dan dari sana saya naik taksi menuju
bandara. (saya dan beberapa orang lainnya dioper sama awak tranex ke taksi karena ada rombongan yang akan
dibawa dengan bus-nya, dengan ongkos taksi Rp.25 rb/orang).
Di bandara, istri dan mertua serta keluarga yang berangkat dari Pariaman
sudah sampai duluan. Kami makan siang di bandara karena jadwal keberangkatan
pesawat adalah pukul 13.55 WIB. Kami check in dan menuju ruang tunggu
keberangkatan internasional BIM. Oh ya, sebelum sampai ke ruang tunggu kita
harus melewati konter airport tax dan membayar sebesar Rp. 100.000 per orang.
Setelah itu kita mesti lagi melapor ke konter Imigrasi BIM untuk pencatatan dan cap paspor. Sekitar jam 12. 45 WIB, kami sudah berada di ruang tunggu keberangkatan.
Di ruang tunggu keberangkatan BIM
Kami mendarat dengan selamat di LCCT Kuala Lumpur sekitar jam 15.15 WIB (jam 16.15) waktu Malaysia) dan disambut dengan hujan yang cukup lebat. Karena hujan, kami tidak diperkenankan turun dari pesawat (mungkin takut penumpangnya basah kena hujan). Ya, LCCT memang bandara kedua di Kuala Lumpur dimana fasilitasnya terkadang tidak memanjakan penumpang untuk ukuran bandara international, (tapi tetap mencerminkan bandara yang hebat).
Berfoto di LCC terminal ketika akan balik ke Padang
Keluarnya penumpang secara serentak dari masing-masing pesawat cukup membuat antrian di Imigrasi mengular. Tanpa banyak tanya, paspor kami pun di cop oleh petugas Imigrasi Malaysia. Kami meninggalkan LCCT sekitar pukul 17.00 WIB dan menuju Putra Jaya, pusat pemerintahan Negara Malaysia. Kami melihat2 dan sholat magrib di Masjid Putra Jaya yang megah, untuk kemudian melanjutkan perjalanan menuju Kajang, Selangor Darul Ehsan tempat family di Malaysia.
Masjid Putra Jaya yang megah dengan taman yang luas...
Keesokan hari, (Jum'at/29 November) kami yang laki-laki berjalan jalan ke Kota Kuala Lumpur sementara yang wanita jalan-jalan pula dan mempersiapkan acara yang akan dilangsungkan di rumah. Kami yang laki laki naik bus di halte bus (hentian bas) Taman Rakan menuju KL. Kami diantar sampai ke halte, dan selanjutnya dengan bus Rapid KL No U41 kami bergerak menuju Mydin, KL. Bus ini bersih dan terawat. Beda dengan di Indonesia, kita mesti bayar dulu ke sopir ketika naik bus, saya lihat ada juga penumpang yang membayar dengan menempelkan kartu. Dari Taman Rakan, Sungai Long Kajang ke Mydin berjarak tempuh sekitar 1 jam dengan ongkos RM 3 (sekitar Rp. 10.800).
Di Mydin ini merupakan kawasan yang ramai dan merupakan tempat pertemuan banyak bus baik dalam kota KL, Selangor, maupun bus ke berbagai negeri di Semenanjung Malaysia, bahkan tiket bus ke Singapura bisa diperoleh disini. Tapi sebaiknya jangan membeli tiket melalui calo yang berteriak-teriak karena kemungkinan harga akan lebih mahal. Kami tanya pada calo, tiket ke Singapura katanya RM 55 ( Rp.198.000) sedangkan ketika kami tanya esok hari di konter resmi pada Terminal Bersepadu Selatan (TBS) tiket bus ke Singapura hanya RM 45 (Rp.162.000).
Di dekat Mydin ini juga terdapat terminal bus antar kota yang cukup besar, Pudu Raya. Selain itu di kawasan ini juga terdapat Stasion MRT/Monorail Masjid Jameek untuk menuju ke berbagai wilayah sekitar. Sistem koneksi antar bus, MRT, LRT, monorail, KTM, serta KLIA ekspress disini cukup bagus sehingga memdahkan kita menuju tempat-tempat yang kita ingin kunjungi. Petunjuk dan informasi yang jelas juga diberikan berkenaan dengan rute-rute yang ditempuh, sehingga apabila kita amati dan baca dengan seksama akan bisa dimengerti.
Di station MRT Masjid Jameek
Kami sholat Jum'at di Masjid Jameek yang dekat dengan Mydin. Seorang agen bus yang sepertinya bukan muslim menunjukan kepada kami arah lokasi masjid tersebut. Disini ketika akan sholat terdapat orang yang membagikan minuman sirup gratis untuk pelepas dahaga. Saya ambil 1 gelas, rasanya seger seperti sirup orange. Di sebelah Masjid Jameek inilah terletak station MRT (sejenis kereta api massal) yang cepat dan atomatis.
Di Mydin ini kami jalan-jalan dan melihat aneka barang-barang yang
dijual di kawasan ini. Secara umum barangnya masih banyak yang mirip
seperti barang di pasar Indonesia. Cuma di kawasan ini nampak sekali
kemajemukan negara Malaysia dengan masing-masing ras/golongan terutama
Melayu, India, dan Cina. Kami makan siang di kedai makan dan ketika kami
tanya ternyata Ibu yang jualan tersebut berketurunan dari Gresik, Jawa
Timur. Harga makan disini juga masih standar. Makan disini bersifat
layan diri, yang artinya kita ambil sendiri nasi dan lauk yang
diinginkan lalu sebelum makan kita pergi ke kasir untuk ditentukan
harganya (di kira). Yah, harganya lumayan murah berkisar antara RM 4- RM
6 (sekitar Rp.14 rb s/d 21 rb) per porsi.
Setelah puas berkeliling kawasan pasar seni dan Mydin (dan telah mendapatkan barang untuk oleh-oleh) kami ditunjukan cara menuju Menara Kembar Petronas (KLCC). Kami menuju station Masjid Jameek dan membeli tiket ke station KLCC. Cara membeli tiket adalah dengan menekan di layar komputer tujuan yang diinginkan serta jumlah orang. Kita akan dilihatkan berapa ongkosnya, dan setelah menekan OK, maka masukkan uang ke mesin dan mesin akan mengeluarkan tiket masuk berupa koin plastik yang ada chipnya. Jangan khawatir memasukkan uang berlebih karena mesin akan mengeluarkan uang kembalian. Dengan koin tersebut maka palang akan terbuka dan kita akan bisa masuk ke tempat menunggu MRT. Simpan koin tersebut karena koin ini diperlukan untuk membuka palang di station tempat kita keluar. Ketika keluar station, masukkan koin pada mesin dan palang akan terbuka agar kita bisa lewat.
Untuk sementara sampai disini dulu cerita jalan-jalan ini, semoga ada manfaatnya bagi pembaca.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar