Kamis, 29 Oktober 2015

Pelajaran dari Dr. Zakir Naik

Baru-baru ini saya menghabiskan waktu menonton ceramah (tepatnya sesi tanya jawab) Dr. Zakir Naik yang di unggah di youtube. Saya cukup menyenangi cara beliau menyampaikan ceramah yang disertai dengan argumentasi yang kuat dan mengagumkan. Beliau menyampaikan ceramah dan menjawab setiap pertanyaan yang diajukan dengan jernih dan sebaik-baiknya. Terkadang beliau juga sabar dan tenang menghadapi pendebat yang seolah hanya ingin menyampaikan dari sudut pandangnya saja secara egois dan tidak menunggu Dr. Zakir Naik menyelesaikan pembicaraan.

Dalam ceramahnya Dr. Zakir Naik menyatakan bahwa kalau ingin mempelajari suatu agama, maka pelajarilah kitab sucinya, bukan umatnya. Kalau ingin belajar Islam, pelajarilah Al Qur'an dan Hadiest yang shahih (otentik). Kalau ingin belajar Kristen pelajarilah Bibel (Injil), dan kalau ingin belajar Hindu maka pelajarilah Weda.

Dr. Zakir Naik menyatakan bahwa dalam kitab-kitab tertinggi agama tersebut, ternyata mempunyai benang merah yang sama dengan Al Qur'an dalam bidang monoteisme. Kitab-kitab tersebut menyatakan bahwa hanya ada satu tuhan di seluruh jagad raya ini yang berhak untuk disembah, dan tuhan itu tidak bergambar (no imagine). Kemudian tafsiran dan tambahan dalam agama-agama lain itu (selain Islam) menyebabkan tuhan itu tidak lagi tuhan yang esa. Contoh dalam agama kristen ada konsep trinitas, yang menuhankan Nabi Isa As. Dalam agama Hindu terdapat penyembahan berhala-berhala yang dikatakan jalan menuju kesadaran terhadap tuhan yang maha esa.

Dr. Zakir Naik banyak mendapat pertanyaan dari orang-orang yang datang ke acaranya mulai dari Atheis, Hindu, Budha, Sikh, Kristen, dan Islam sendiri. Semua dijawabnya dengan gamblang karena ia sendiri adalah seorang pakar dalam ilmu perbandingan agama. Mungkin ia tidak ahli dalam semua bidang ilmu agama, tetapi ia menurut pendapat saya, ia adalah pakar nomor satu di dunia dalam ilmu perbandingan agama. Ia hafal di luar kepala hampir semua kitab-kitab suci agama besar di dunia, mulai dari Al Qur'an, Bibel (Injil), Weda, dan lain-lain.

Menonton ceramah (tanya jawab Dr. Zakir Naik) memang menarik.

4 komentar:

Sang Pencari mengatakan...

Paragraf ini sepertinya subyektif, "Mungkin ia tidak ahli dalam semua bidang ilmu agama, tetapi ia menurut pendapat saya, ia adalah pakar nomor satu di dunia dalam ilmu perbandingan agama..." tapi itu tidak masalah krusial.. Namun kepakaran beliau dapat mendebat seseorang secara logis memang diakui..

Untuk tambahan pengetahuan tentang ilmu Ke Tuhan-an, coba Bang Nof lihat ajaran Lao Tse.. Ternyata ajaran tersebut menyatakan bahwa Lao Tse bukanlah Tuhan, namun adalah seorang Nabi yang menyerukan, sembahlah Tuhan yang satu.

Setelah diteliti sejarahnya sesuai ukuran waktu dan zaman, ternyata kesimpulan akhirnya Lao Tse adalah Nabi Luth dalam Islam, yang zamannya beriringan dengan Nabi Ibrahim yang hijrah ke suatu negeri setelah kehancuran negeri Sodom..

Mudah-mudahan kedepannya Zakir Naik membahas juga polemik agama Lao Tse seperti ini..

Unknown mengatakan...

Terima kasih atas komentarnya. Pada pendapat saya memang begitu bahwa beberapa ulama dan ahli agama lebih mengetahui hal ihwal agama Islam, terutama bidang ilmu tertentu daripada Dr. Zakir Naik. Tentang Lao Tse itu mudah-mudahan ada bahasan yang ilmiahnya ya. Saya pun mau mendapat informasi lebih lajut tentang hal ini..

Dat mengatakan...

Coba cari konsep ketuhanan dalam agama buddha. Uraikan secara gamblang. Pingin tahu saya.. ttima kasih.

Dat mengatakan...

Coba cari konsep ketuhanan dalam agama buddha. Uraikan secara gamblang. Pingin tahu saya.. ttima kasih.